‘Dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.’ Flp 2:4
Ketika sampai pada kebenaran, Anda harus bersikap tegas. Tetapi ketika berkaitan dengan hubungan, Anda harus belajar untuk fleksibel. Jika Anda selalu perlu berada di 'benar' dan untuk memastikan orang lain 'salah', Anda tidak akan pernah menikmati hubungan yang stabil dan tahan lama. Tidak ada manusia yang sempurna—selain Yesus, tentu saja—dan bukan kesalahan yang kita lakukan yang paling merusak hubungan. Ketidakmampuan untuk mengakui itu salah! Agar hubungan berkembang, kita tidak hanya perlu bertobat dari kesalahan yang kita lakukan dan memperbaikinya, jika mungkin, tetapi juga meminta rahmat Tuhan untuk berubah. Hubungan tidak pernah sempurna, tetapi itu tidak berarti kita tidak dapat menemukan jalan menuju kepenuhan hidup yang dijanjikan Yesus.
Jadi apa yang harus Anda lakukan? Apa bagian Anda dalam memperbaiki suatu hubungan? Anda harus terbuka untuk berubah. Anda harus menghadapi tantangan koreksi, mengakui harga diri yang menolak untuk mengakui bahwa Anda bisa salah, mengatasi rasa malu yang menjadi penghalang berkelanjutan dalam hubungan. Buat pilihan sulit yang diperlukan untuk memulihkan hubungan dengan orang lain. Dan jangan biarkan semuanya mandek! Selalu bersedia untuk menilai kembali hubungan Anda untuk memastikan bahwa keputusan yang Anda buat di masa lalu masih sesuai untuk pertumbuhan kedewasaan Anda.
Tahukah Anda apa masalah terbesar dalam hubungan? Egoisme! Kita ingin memiliki hal-hal dengan cara kita sendiri. Tapi itu bukan cara yang Alkitabiah. Alkitab berkata, ‘Dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.'
Ketika Anda hidup dengan pola pikir seperti itu, Anda akan menikmati hubungan yang kaya dan bermanfaat.
SoulFood: Kej 25:19–27:46, Mat 18:21–35, Maz 61, Ams 6:16–19
The Word for Today is authored by Bob and Debby Gass and published under licence from UCB International Copyright ©