Menjadi Saleh Berarti Menjadi Baik (2)

Terkadang kita berkata kepada orang-orang, setengah bercanda, 'Cobalah untuk menjadi baik. Dan jika Anda tidak bisa menjadi baik, berhati-hatilah!’ Idenya adalah jika Anda memutuskan tidak untuk menjadi baik, pastikan Anda cukup pintar untuk tidak ketahuan. Namun pada kenyataannya, kurangnya kebaikan kita bukanlah bahan tertawaan.

Dalam kata-kata Robert Fitch: 'Kita adalah zaman di mana etika telah menjadi usang. Moralitas digantikan [disusul] oleh sains, dihapus oleh filsafat, dan disingkirkan sebagai emotif oleh psikologi. Ia tenggelam dalam belas kasih, menguap dalam estetika, dan mundur sebelum relativisme. Perbedaan moral yang biasa antara yang baik dan yang buruk hanya bermandikan emosi maudlin [sentimental bodoh] di mana kita merasa lebih simpati kepada si pembunuh daripada yang dibunuh, untuk pezina daripada untuk yang dikhianati, dan di mana kita sebenarnya mulai percaya bahwa pihak yang benar-benar bersalah—orang yang entah bagaimana menyebabkan semuanya—adalah korban dan bukan pelaku kejahatan.'

Itu adalah pikiran yang serius. Hal-hal yang dulunya dianggap hitam atau putih sekarang dikategorikan abu-abu. Kebaikan yang dulu memenuhi standar universal sekarang menjadi masalah interpretasi dan preferensi pribadi. Dan wabah pejabat publik yang perilaku pribadinya membuat kita terkejut tidak membuat keadaan menjadi lebih baik.

Saat ini Anda mungkin berpikir, 'Saya membaca renungan ini setiap hari untuk mendapatkan sesuatu yang akan membantu saya merasa baik, dan hari ini tidak melakukannya.' Itulah intinya! Untuk merasa baik, Alkitab mengatakan Anda harus berlatih melakukan baik dan menjadi baik, yang membuat Anda 'senang' untuk Tuhan.