Berdoa untuk Kebijaksanaan (2)

‘TUHAN menampakkan diri kepada Salomo dalam mimpi pada waktu malam. Berfirmanlah Allah: "Mintalah apa yang hendak Kuberikan kepadamu?”’ (1 Raja- raja 3:5) Salomo berkata, ‘berikanlah kepada hamba-Mu ini hati yang faham menimbang perkara untuk menghakimi umat-Mu dengan dapat membedakan antara yang baik dan yang jahat.’ (1 Raja- raja 3:9) Lalu, kita membaca, ‘ Lalu adalah baik di mata Tuhan bahwa Salomo meminta hal yang demikian.’ (1 Raja- raja 3:10) Tetapi Tuhan belum selesai berbicara dengan Salomo: ‘Dan juga apa yang tidak kauminta Aku berikan kepadamu, baik kekayaan maupun kemuliaan, sehingga sepanjang umurmu takkan ada seorangpun seperti engkau di antara raja-raja.’ (1 Raja- raja 3:13)

Kearifan membuat Salomo menjadi salah satu raja terbesar yang pernah ada. Anda mungkin pernah mendengar pepatah 'Pergilah dengan keberanian Anda!' Konsultan manajemen Robert Heller menambahkan saran ini: 'Jangan pernah mengabaikan firasat, tetapi jangan pernah percaya bahwa itu sudah cukup.' Kearifan tidak hanya mengandalkan intuisi, juga tidak hanya mengandalkan pada kecerdasan atau pengalaman.

Penulis Amsal mengatakan, ‘Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu.’ (Amsal 3:5–6) Ada dua jenis kebijaksanaan: kebijaksanaan alami dan kebijaksanaan rohani. Yang satu bisa mengecewakan Anda—yang lain tidak. Ketika ketajaman alami tidak dapat membawa Anda selangkah lebih maju, kearifan rohani memungkinkan Anda untuk terus berjalan dengan iman dan keyakinan. Bagaimana Anda akan mengenali perbedaannya? Yakobus memberitahu kita, ‘Tetapi hikmat yang dari atas adalah pertama-tama murni, selanjutnya pendamai, peramah, penurut, penuh belas kasihan dan buah-buah yang baik, tidak memihak dan tidak munafik.’ (Yakobus 3:17) Dapatkah Anda membayangkan kehidupan seperti itu? Kabar baiknya adalah—Anda dapat memilikinya!