Membuat Keputusan-keputusan Yang Bijaksana
Pikirkan tentang keputusan besar yang kita buat sepanjang hidup kita: memilih pasangan, memutuskan tempat tinggal, dan tempat bekerja. Jika melihat ke belakang, dapatkah Anda katakan bahwa Anda telah membuat pilihan yang paling bijak sana secara konsisten?
Jennifer Winquist menulis, 'Kita membuat pilihan berdasarkan apa yang dirasakan terbaik, yang termudah… tercepat… membuat anak-anak kita bahagia… menyuruh diam… menghentikan masalah sejenak… Kita membeli keinginan daripada menabung demi kebutuhan. Kita menikah dengan dia yang terasa tepat daripada menunggu orang yang tepat. Kita makan sekantong keripik alih-alih sekantong wortel...Kita tidak berencana untuk gagal, tapi jika kita tidak berencana menang dengan membuat pilihan yang bijaksana, kita bisa menderita karena dampak buruk dari situasi yang ada... Pilihan yang bijaksana bukanlah solusi cepat, egois, atau jangka pendek; namun melibatkan perencanaan, kerja keras, pengorbanan, dan ketahanan. Tentu imbalannya sangat besar.’
Yakobus mengatakan, ‘Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Allah, -yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-bangkit-,maka hal itu akan diberikan kepadanya...’ (Yakobus 1:5) Dunia menghabiskan miliaran dollar untuk mencari hikmat tetapi, sebagai anak-anak Tuhan, kita memiliki hikmat dari Pencipta alam semesta yang tersedia bagi kita. Lebih jauh lagi, ketika Anda mengembangkan kesabaran dan kedewasaan untuk membuat pilihan bijaksana alih-alih pilihan yang mudah, Anda tidak perlu hidup dalam ketakutan akan hasilnya.
John Mason mengatakan bertumbuh dalam hikmat berarti takut akan Tuhan, menyenangkan-Nya, mendengar dari-Nya, memandang kepada-Nya, memilih jalan-Nya, tetap rendah hati di hadapan-Nya, menerima nasihat-Nya, menerima koreksi-Nya, memelihara hubungan doa dengan-Nya, dan mengenal Putra-Nya secarapribadi. (Mazmur 111:10; Pengkhotbah 2:26; Amsal 2:6; 3:13; 8:10-11; 11:2; 13:10; 29:15; Efesus 1:16-17; 1 Korintus 1: 30).
Jadi ... bagaimana kabar Anda sejauh ini?