Meditasi—meresapi (1)

Jan 8, 2024

‘Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu.’Kolose 3:16 

Merenungkan Kitab Suci adalah salah satu kunci besar untuk pertumbuhan rohani. Dalam mazmur pertama, Daud menulis, ‘merenungkan Taurat itu siang dan malam.’ (Mazmur 1:2) Tetapi kata meditasi tidak akrab bagi generasi Twitter. Kita membayangkan para biksu berwajah tenang mengenakan kemeja kasar dan melantunkan dzikir dengan lutut tertekuk saat matahari terbit setiap pagi. Akibatnya, kita ingin berlari ke arah yang berlawanan. Kita mengagumi orang-orang seperti itu, berpikir bahwa Tuhan pasti memanggil kita untuk hal seperti itu, dan menyimpulkan bahwa Dia pasti tidak memanggil kita untuk melakukannya. Atau kita mengira meditasi adalah disiplin yang membutuhkan waktu berjam-jam tanpa gangguan, dan waktu adalah satu-satunya hal yang tidak kita miliki secara berlebihan. Dan hasilnya? Kita hidup sibuk tetapi mandul secara rohani.

Beberapa dari kita berpikir tidak masalah dengan meditasi, tetapi kita percaya ada bidang pertumbuhan spiritual dan pengembangan karakter lain yang perlu kita kerjakan terlebih dahulu. Jadi apa masalahnya? Kita tidak mengerti apa artinya bermeditasi, atau manfaat kaya yang akan diberikannya kepada kita. Satu sendok kopi instan tidak apa-apa jika Anda hanya ingin rasa dasar kopi. Tetapi jika Anda menginginkan lebih—jika Anda ingin menikmati cita rasa kopi dengan segala kekayaannya—Anda harus membiarkannya meresap. Jadi, kita dapat memparafrasekan Kitab Suci seperti ini: 'Dalam hukum-Nya, dia meresapi siang dan malam.'

Itulah yang dimaksudkan Paulus disini: ‘Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu.’ Hari ini, nikmati aromanya, rasakan rasanya, dan rasakan kekuatannya.

SoulFood: Im 8-10, Mat 3:11-17, Maz 42:1-5, Ams 1:20-23
The Word for Today is authored by Bob and Debby Gass and published under licence from UCB International Copyright © 2024

Renungan Hari Ini Arsip

SunMonTueWedThuFriSat
   1234
262728    
       
  12345
2728