Ketika Anda merasa tidak mampu (2)

Pertama, akui kekurangan Anda di hadapan Tuhan. Joni Eareckson, seorang penderita quidriplegia, berkata, 'Singkirkan kelemahanmu, dan kamu tidak akan pernah menyadari kekuatan Tuhan di dalam dirimu.' Tuhan memberi tahu Paulus, ‘Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.’ Apa pun yang membuat Anda bersandar pada Tuhan adalah nilai plus dan bukan minus.

Kedua, berhenti merendahkan diri sendiri. Anda berkata, 'Tetapi saya tidak memiliki kualifikasi untuk pekerjaan itu.' Tuhan tidak memanggil mereka yang memenuhi syarat, Dia memenuhi syarat untuk mereka yang terpanggil. Bagaimana? Dengan mengisi mereka dengan Roh-Nya. ‘... bahwa Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas semua manusia, maka anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat; orang-orangmu yang tua akan mendapat mimpi.... akan Kucurahkan Roh-Ku pada hari-hari itu.’ (Yoel 2:28–29) Tuhan tidak dibatasi oleh usia, jenis kelamin, ras, atau status akademis. Batas yang Anda berikan pada diri Anda sendiri atau ketika anda membiarkan orang lain melakukannya.

Ketiga, jangan membelinya. Pengiklan mencoba untuk meyakinkan Anda bahwa tanpa produk mereka, Anda tidak memadai atau tidak lengkap. Jangan percaya mereka! ‘Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib.’ (Maz 139:14)

Keempat, pandang keunggulan orang lain sebagai sumber motivasi, bukan intimidasi. Dan jangan lupakan bakat unik Anda. ‘Demikianlah kita mempunyai karunia yang berlain-lainan menurut kasih karunia yang dianugerahkan kepada kita.’ (Roma 12:6) Karunia Anda mungkin belum ditemukan, tidak dikembangkan, namun karunia itu ada di dalam diri Anda. Hari ini, buka kuncinya dan mulailah digunakan.