Mengapa kita menolak perubahan? (1)

Ketika Christopher Columbus kembali ke Spanyol pada tahun 1493 setelah perjalanan pertamanya melintasi Samudra Atlantik, ia dianggap sebagai pahlawan nasional dan dipuji karena menemukan daratan baru. Namun apakah menurut Anda orang-orang berubah pikiran tentang bumi datar? Tidak sama sekali—mereka langsung percaya bahwa bumi itu datar. Baru setelah generasi tersebut berlalu dan generasi berikutnya menggantikan mereka, barulah orang-orang menyadari bahwa bumi itu bulat, seperti yang sebutkan oleh Colombus. Itu adalah waktu yang dibutuhkan orang untuk berubah pikiran—satu generasi! Kita semua menolak perubahan.

Dr. John Maxwell menulis: ‘Selama bertahun-tahun, saya pikir para pemimpin menyukai perubahan dan orang lain tidak. Sebagai seorang pemimpin visioner, saya selalu merasa bahwa saya sedang menarik pengikut yang enggan memasuki masa depan. Namun saya akhirnya menyadari bahwa para pemimpin tidak menyukai perubahan seperti halnya pengikutnya—kecuali, tentu saja, itu ide mereka!’ Jujur saja; perubahan itu sulit bagi semua orang.

Mark Twain berkata, 'Satu-satunya orang yang menyukai perubahan adalah seorang jabang bayi.' Memang benar, perubahan adalah salah satu hambatan terbesar yang pernah Anda hadapi. Mengapa demikian? Lagi pula, bukankah kemajuan menuntut perubahan? Dan bukankah pertumbuhan juga terjadi? Kita tidak bisa bergerak maju dan diam di tempat yang sama.

Jadi, dalam beberapa hari ke depan, kita akan membahas alasan kita begitu menolak perubahan. Menyadari sifat keras kepala dan ketakutannya terhadap perubahan, dalam empat kesempatan berbeda Daud berdoa, ‘Ya Allah, pulihkanlah kami.’ (Mazmur 80:3) Itu seperti berdoa, 'Tuhan, aku perlu berubah, tapi aku takut untuk berubah, jadi buatlah aku bersedia berubah.' Itulah doa yang akan Tuhan jawab untuk Anda, jadi mulailah berdoa hari ini.