Belajar dari Anak Hilang
Apakah Anda memiliki hati yang hilang? Perumpamaan anak yang hilang mengajarkan kita bahwa dengan mendengarkan Tuhan kita dapat menghindari tragedi; bahwa dengan hidup di bawah pemerintahan-Nya kita diselamatkan dari kecenderungan kita yang salah arah. ‘Yesus berkata lagi: "Ada seorang mempunyai dua anak laki-laki. Kata yang bungsu kepada ayahnya: Bapa, berikanlah kepadaku bagian harta milik kita yang menjadi hakku. Lalu ayahnya membagi-bagikan harta kekayaan itu di antara mereka. Beberapa hari kemudian anak bungsu itu menjual seluruh bagiannya itu lalu pergi ke negeri yang jauh… hidup berfoya-foya. Setelah dihabiskannya semuanya, …dan iapun mulai melarat… bekerja pada seorang majikan di negeri itu… untuk menjaga babinya. Lalu ia ingin mengisi perutnya dengan ampas… makanan babi itu, tidak seorangpun yang memberikannya kepadanya.’ (Lukas 15:11–16)
Saat Tuhan berkata tidak, perhatikan Dia. Ketika Dia menginjak rem, bersyukurlah kepada-Nya. Lebih baik menyendiri dan berjalan bersama Tuhan daripada dikelilingi oleh orang-orang yang menyakitimu. Segala sesuatunya tidak akan membaik sampai Anda mulai melakukan segala sesuatunya dengan cara Tuhan! Apakah Anda bersedia bertobat dan kembali ke rumah? Dalam tiga perumpamaan berturut-turut, dalam Lukas 15, Yesus menunjukkan bahwa gembala pergi mencari dombanya yang hilang, perempuan mencari peraknya yang hilang, namun tidak ada seorang pun yang mencari anak laki-lakinya yang hilang. Itu karena dia tahu jalan pulang. Dan itu terjadi ketika ‘Lalu ia menyadari keadaannya’.
Pemberontak yang meninggalkan rumah sambil berkata, 'Berikan aku,' merendahkan diri dan kembali sambil berkata, 'Maafkan aku.' Ketika dia melakukannya, ayahnya memeluknya dan berkata, ‘Sebab anakku ini… telah hilang dan didapat kembali.’ (Lukas 15:24) Hari ini Bapa Surgawi Anda sedang menunggu untuk menyambut Anda pulang.