Berhenti dan meminta petunjuk
Mengambil keputusan tanpa meminta petunjuk Tuhan ibarat mencoba terbang tanpa radar dan kompas. Anda dapat melakukan apa yang masuk akal berdasarkan pengetahuan dan pengalaman masa lalu Anda, namun apa yang 'terlihat benar' dapat menghancurkan hal yang paling penting bagi Anda. Alkitab mengatakan bahkan pemikiran manusia yang paling mendalam sekalipun adalah kebodohan bagi Tuhan (1 Korintus 1:18–20). Hanya Dia yang mengetahui jalannya, dan Dia ingin mendahului Anda. Adalah suatu kesalahan untuk berasumsi bahwa setiap peluang yang datang berasal dari Tuhan.
Kata Paulus, ‘Iblispun menyamar sebagai malaikat Terang.’ (2 Korintus 11:14) Dan meskipun undangannya dikemas sedemikian rupa sehingga ia mengutamakan kepentingan Anda, namun caranya selalu mengarah pada kehancuran (Yohanes 8:44). Alkitab berkata, ‘Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku’ (Mazmur 119:105), untuk membimbing Anda di jalan kebenaran. Itulah mengapa bisa berakibat fatal jika menempuh jalan yang tampaknya benar bagi Anda tanpa terlebih dahulu berkonsultasi dengan-Nya.
Kata Yesus, ‘Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang.’ (Yohanes 16:13) Kenyataannya adalah kebanyakan dari kita tidak secara alami mencari Tuhan. Hanya ketika Roh-Nya berbicara ke dalam hati kita barulah kita mulai menginginkan kehendak-Nya. Luangkan waktu untuk mencari arahan Roh Kudus. Percaya pada-Nya. Dia memahami konsekuensi dari pilihan Anda. Dia akan menunjukkan kepada Anda 'gambaran besarnya' dan membantu Anda tetap berada di jalan yang benar.