Cobalah untuk lebih lembut
Buldoser pandai menghancurkan barang, tetapi tidak berguna untuk membangun rumah. Dengan mengingat gambaran itu, tanyakan pada diri Anda, 'Apakah saya menggunakan kepribadian yang kerasdan kekuatan posisi untuk memaksakan kehendak saya kepada orang-orang dan membuat mereka melakukan sesuatu dengan cara saya?' Jika jawaban Anda adalah ya, maka pahami ini: mereka yang paling suka mengendalikan sering kali paling takut dikendalikan! Pertanyaan: apa yang Anda takutkan akan terjadi jika Anda memperlakukan orang lain dengan hormat dan mempertimbangkan masukan, ide, dan pilihan mereka? Apakah ketakutan dan intimidasi adalah satu-satunya cara yang dapat Anda bayangkan untuk mempertahankan hubungan? Tidakkah Anda lebih suka mendapatkan cinta orang lain dengan bersikap penuh perhatian daripada kejam, atau apakah Anda mau orang lain tunduk pada anda karena takut? Jika perlu, bicaralah dengan teman atau konselor dan coba cari tahu akar masalah yang lebih dalam yang mendorong perilaku Anda. Selama minggu depan, cobalah untuk tidak mengkritik atau merampas hak seseorang untuk memilih. Ingatlah bahwa bahkan Tuhan memberi manusia kekuatan untuk memilih. Dan Anda bukan Tuhan. Pertahankan tantangan ini selama dua minggu lagi atau selama yang diperlukan untuk mengendalikan sikap mengendalikan Anda. Paulus cukup produktif untuk menulis surat-surat dan cukup kuat untuk membangkitkan orang mati, namun dia berkata, ‘Tetapi kami berlaku ramah di antara kamu, sama seperti seorang ibu mengasuh dan merawati anaknya’ (1 Tesalonika 2:7). Ketika orang membuat kesalahan, kata Paulus, ‘Saudara-saudara, kalaupun seorang kedapatan melakukan suatu pelanggaran, maka kamu yang rohani, harus memimpin orang itu ke jalan yang benar dalam roh lemah lembut, sambil menjaga dirimu sendiri, supaya kamu juga jangan kena pencobaan’ (Galatia 6:1). Jadi, pesan untuk hari ini adalah – cobalah untuk lebih lembut.